Stroke adalah momok penyakit yang sangat mematikan di era saat ini.
Matinya organ tubuh manusia secara mendadak dan sangat menyiksa bagi sang penderita stroke itu sendiri karena tersumbatnya syistem syaraf motorik otak dan ada juga terjadinya kebocoran syaraf pada otak .
Matinya organ tubuh manusia secara mendadak dan sangat menyiksa bagi sang penderita stroke itu sendiri karena tersumbatnya syistem syaraf motorik otak dan ada juga terjadinya kebocoran syaraf pada otak .
Stroke adalah keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Tindakan penanganan secara cepat dapat meminimalkan tingkat kerusakan otak dan kemungkinan munculnya komplikasi.
Gejala Stroke
Setiap bagian tubuh dikendalikan oleh bagian otak yang berbeda-beda, sehingga gejala stroke tergantung pada bagian otak yang terserang dan tingkat kerusakannya. Gejala atau tanda stroke bervariasi pada setiap orang. Namun, umumnya stroke muncul secara tiba-tiba. Ada tiga gejala utama stroke yang mudah untuk dikenali, yaitu:
- Wajah akan terlihat menurun pada satu sisi dan tidak mampu tersenyum karena mulut atau mata terkulai.
- Tidak mampu mengangkat salah satu lengannya karena terasa lemas atau mati rasa. Tidak hanya lengan, tungkai yang satu sisi dengan lengan tersebut juga mengalami kelemahan.
- Ucapan tidak jelas, kacau, atau bahkan tidak mampu berbicara sama sekali meskipun penderita terlihat sadar.
Beberapa gejala dan tanda stroke lainnya, yaitu:
- Mual dan muntah.
- Sakit kepala hebat yang datang secara tiba-tiba, disertai kaku pada leher dan pusing berputar (vertigo).
- Penurunan kesadaran.
- Sulit menelan (disfagia), sehingga mengakibatkan tersedak.
- Gangguan pada keseimbangan dan koordinasi.
- Hilangnya penglihatan secara tiba-tiba atau penglihatan ganda.
Komplikasi Stroke
Stroke dapat menyebabkan munculnya berbagai masalah kesehatan lain atau komplikasi, dan sebagian besar komplikasi tersebut dapat membahayakan nyawa. Beberapa jenis komplikasi yang mungkin muncul, antara lain:
- Deep vein thrombosis. Sebagian orang akan mengalami penggumpalan darah di tungkai yang mengalami kelumpuhan. Kondisi tersebut dikenal sebagai deep vein thrombosis. Kondisi ini terjadi akibat terhentinya gerakan otot tungkai, sehingga aliran di dalam pembuluh darah vena tungkai terganggu. Hal ini meningkatkan risiko untuk terjadinya penggumpalan darah. Deep vein thrombosis dapat diobati dengan obat antikoagulan.
- Hidrosefalus. Sebagian penderita strokehemoragik dapat mengalami hidrosefalus, yakni komplikasi yang terjadi akibat menumpuknya cairan otak di dalam rongga otak (ventrikel). Dokter bedah saraf akan memasang sebuah selang ke dalam otak untuk membuang cairan yang menumpuk tersebut.
- Disfagia. Kerusakan yang disebabkan oleh stroke dapat mengganggu refleks menelan, akibatnya makanan dan minuman berisiko masuk ke dalam saluran pernapasan. Masalah dalam menelan tersebut dikenal sebagai disfagia. Disfagia dapat menyebabkan pneumonia aspirasi.
Penyebab Stroke
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke, yaitu:
- Stroke iskemik. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak mengalami penyempitan atau terhambat, sehingga menyebabkan aliran darah ke otak sangat berkurang. Kondisi ini disebut juga dengan iskemia. Stroke iskemik dapat dibagi lagi ke dalam 2 jenis, stroke trombotik dan stroke embolik.
- Stroke hemoragik. Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah, dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri dari dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid.
Menurut penelitian pengalaman berbagai penderira stroke itu dari pola makan dan gaya hidup sehat antara lain :
1.terbiasa tidur setelah ashar
2.kurangnya asupan gizi dari buah
3.tidur tidak teratur
4.kurang olah raga
5. Yang terutama kurang nya bersyukur .
Faktor Risiko Stroke
Terdapat beberapa faktor yang meningkatkan risiko stroke. Selain stroke, faktor risiko ini juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Faktor-faktor tersebut meliputi:
- Faktor kesehatan, yang meliputi:
- Hipertensi.
- Diabetes.
- Kolesterol tinggi.
- Obesitas.
- Penyakit jantung, seperti gagal jantung, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung, atau aritmia.
- Sleep apnea.
- Pernah mengalami TIA atau serangan jantung sebelumnya.
- Faktor gaya hidup, yang meliputi:
- Merokok.
- Kurang olahraga atau aktivitas fisik.
- Konsumsi obat-obatan terlarang.
- Kecanduan alkohol.
- Faktor lain yang berhubungan dengan risiko stroke, antara lain:
- Faktor keturunan. Jika anggota keluarga pernah mengalami stroke, maka risiko terkena stroke juga semakin tinggi.
- Usia. Dengan bertambahnya usia, seseorang memiliki risiko stroke lebih tinggi dibandingkan orang yang lebih muda.
Diagnosis Stroke
Bila menemui gejala seperti di atas, segera ke rumah sakit untuk mendapat penanganan. Untuk menentukan jenis penanganan yang paling tepat bagi stroke, dokter akan mengevaluasi jenis stroke dan area otak yang mengalami stroke.
Sebagai langkah awal diagnosis, dokter bertanya kepada pasien atau anggota keluarga pasien tentang beberapa hal, yang meliputi:
- Gejala yang dialami, awal munculnya gejala, dan apa yang sedang pasien lakukan ketika gejala tersebut muncul.
- Jenis obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
- Apakah pasien pernah mengalami cedera di bagian kepala.
- Memeriksa riwayat kesehatan pasien dan keluarga pasien terkait penyakit jantung, stroke ringan (TIA), dan stroke.
Kemudian, dokter melakukan pemeriksaan fisik pasien secara keseluruhan, yang biasanya diawali dengan memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan bunyi bising abnormal di pembuluh darah leher dengan menggunakan stetoskop.
Selanjutnya, dokter melakukan pemeriksaan lanjutan, antara lain tes darah, CT scan, MRI, elektrokardiografi, USG doppler karotis, dan ekokardiografi.
Pengobatan Stroke
- Pengobatan stroke iskemik.Penanganan awal akan berfokus untuk menjaga jalan napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah. Penanganan tersebut dapat dilakukan dengan cara penyuntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen activator), obat antiplatelet, obat pengencer darah (antikoagulan), obat antihipertensi, obat statin, serta pelaksanaan operasi endarterektomi karotis dan angioplasti.
- Pengobatan stroke hemoragik. Pada kasus stroke hemoragik, penanganan awal bertujuan untuk mengurangi tekanan pada otak dan mengontrol perdarahan. Ada beberapa bentuk pengobatan terhadap stroke hemoragik, antara lain dengan mengonsumsi obat-obatan dan operasi.
Pencegahan Stroke
Langkah utama untuk mencegah strokeadalah menerapkan gaya hidup sehat. Selain itu, kenali dan hindari faktor risiko yang ada, serta ikuti anjuran dokter. Beberapa cara yang dilakukan untuk mencegah stroke, antara lain:
Selalu bersyukur dan jangan sombong ingat akan kematian dan amalakan doa ini walaupun 1 x seumur hidup :
اللهم إني أعوذبك من الريح الأحمر والدم الأسود والداء الأكبرAllahumma inni a’uzubika minarrihil ahmar, waddamil aswad, waddail akbar.
Artinya;
Ya Allah Rabbku lindungi aku dari angin merah & lindungi aku dari darah hitam (stroke) & dan dari penyakit berat
- Menjaga pola makan.
- Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya stroke. Hindari konsumsi garam yang berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak 6 gram atau satu sendok teh per hari. Makanan yang disarankan adalah makanan yang kaya akan lemak tidak jenuh, protein, vitamin, dan serat. Seluruh nutrisi tersebut bisa diperoleh dari sayur, buah, biji-bijian utuh, dan daging rendah lemak seperti dada ayam tanpa kulit.
- Olahraga secara teratur.
- Olahraga secara teratur dapat membuat jantung dan sistem peredaran darah bekerja lebih efisien. Olahraga juga dapat menurunkan kadar kolesterol dan menjaga berat badan serta tekanan darah pada tingkat yang sehat.
- Berhenti merokok.
- Risiko stroke meningkat dua kali lipat jika seseorang merokok, karena rokok dapat mempersempit pembuluh darah dan membuat darah mudah menggumpal. Tidak merokok berarti juga mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan lainnya, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol.
- Minuman keras mengandung kalori tinggi. Jika minuman beralkohol dikonsumsi secara berlebihan, maka seseorang rentan terhadap berbagai penyakit pemicu stroke, seperti diabetes dan hipertensi. Konsumsi minuman beralkohol berlebihan juga dapat membuat detak jantung menjadi tidak teratur.